#navbar-iframe { height:0px; visibility: hidden; display: none; } { width: 100%; min-width: 960px; position: fixed; top: 0px; left: 0px; right: 0px; height: 27px; font-size: 13px; z-index: 99; white-space: nowrap; background-color: #bd75e3; background-image: -moz-linear-gradient(center top , rgb(20, 132, 206) 0%, #336699 100%); box-shadow: 0px 2px 0px rgb(14, 90, 140); border-bottom: 1px solid rgba(255, 255, 255, 0.1); } .kolom-utama { -moz-transition: all 0.2s linear 0s; width: 960px; height: auto; margin: 0px auto; } .kolom-menu { width: 521px; height: auto; margin: 0px 0px 0px -41px; float: left; display: inline; } .kolom-menu ul { height: auto; margin-top: 0px; } .kolom-menu ul li { float: left; position: relative; list-style: none outside none; } .kolom-menu ul li:first-child { border-left: 1px solid rgba(30, 30, 30, 0.125); } .kolom-menu ul li a { color: #ffffff; font-weight: bold; text-shadow: -1px -1px rgba(0, 0, 0, 0.2); text-decoration: none; display: inline-block; padding-top: 5px; padding-right: 10px; padding-bottom: 5px; padding-left: 10px; position: relative; border-right: 1px solid rgba(30, 30, 30, 0.125); box-shadow: 1px 0px 0px rgba(255, 255, 255, 0.1); } .kolom-menu ul li a:hover, .kolom-menu ul li a:focus { background-color: rgba(255, 255, 255, 0.125); }
  • L3

Senin, 02 September 2013

Sinopsis Her Legend Episode 1 Part 2




Di sebuah rumah sepasang suami istri sedang bertengkar. Mereka adalah paman ki jung dan bibi mi yun.
Bibi mi yun: “siapa peduli jika tas kulit tidak terlalu bagus, toh pelanggannya tidak akan tahu bedanya. Perbedaannya tidak terlalu nyata! Jika kau tanya padaku, semuanya itu sama.”
Paman ki jung hanya mendengarkan celotehan istrinya sambil menjahit.

Bibi miyun: “pengemis pun tak bisa memilih, tapi tetap saja kau bertindak seolah kau pembuat tas terbaik di dunia.”
karena tidak tahan dengan celotehan istrinya ia pun angkat bicara.
Paman kijung: “berapa lama kau akan tetap begini. Kau sudah seperti itu sejak sarapan, berapa lama kau akan terus mengomel.”

Bibi mi yun: “aku hanya muak! Berapa kali kita telat melayani pesanan.”
Paman ki jung: “kita harus memastikan produk ini sempurna.”
Bibi mi yun: “kita bisa tawar menawar pada produk yang rendah tapi tidak tepat waktu berarti tidak ada uang!”

Paman ki jung: “Jika kau tidak senang maka kaulah yang membuatnya.”
Bibi mi yun: “ya benar! Kita tidak akan berada pada situasi ini jika kau tidak ikut menandatangani pinjaman temanmu. Ini sudah cukup buruk kita membayar uang yang bukan milik kita .. selain itu, aku harus menumpang pada perempuan bodoh itu di supermarket.”

Bibi mi yun pergi mengambil lap. Ia terus saja mengoceh.
Bibi mi yun: “Kenapa aku harus melakukan pekerjaanmu juga! kau bukan apa-apa, hanya si miskin pembuat tas. Kau pikir siapa berani berteriak kepadaku.”

(lah? Perasaan yang dari tadi marah-marah itu bibi mi yun mulu. Hayoo..)



Tidak tahan dengan ucapan istrinya yang tidak sopan paman ki jung membentak bibi mi yun.
Paman ki jung: “lebih baik jaga ucapanmu itu!”
Haha! Si istri diam sambil menahan kesal.

(lucu ya liat muka kesel bibi mi yun^^)


Tiba-tiba telepon rumah berdering
Bibi mi yun: “bagus.. kita akan kena lagi.”
Bibi mi yun mengangkat telepon. Ia langsung berkata, “tuan park, kami hampir selesai.”
Tapi ternyata yang menelepon bukan tuan park. Wajah bibi mi yun langsung berubah.
“siapa? Hye jung? Eun hye jung?” tanya bibi mi yun kepada si penelepon.


Mendengar nama hye jung paman kijung langsung mendongak melihat istrinya.
Wajah bibi mi yun berubah sedih.
Bibi mi yun: “Ia sudah meninggal, suamiku, adikmu hye jung sudah meninggal.”
Wajah paman ki jung langsung berubah sedih.

Di sebuah sekolah sedang diadakan pemberian penghargaan. Terdengar suara mc “penghargaan terakhir diberikan pada eun kyung hee.” Kyung hee tersenyum namanya dipanggil dan langsung naik untuk menerima penghargaan. Mc mengatakan siswa ini memenangkan tempat pertama dalam lomba seni dan kerajinan.

Seorang pria menyerahkan piagam pada kyung hee. Kyung hee tersenyum senang.

Di rumah, paman kijung dan bibi miyun kembali bertengkar.
Bibi miyun: “sayang, aku harus bekerja! Dan mereka akan memenggal kita jika kita tidak mengantar pesanan besok! Aku bisa menyelesaikan dan mengurusnya setelah bekerja. Aku sedih dan patah hati juga .. tapi sayang, kita masih harus mencari nafkah!”

Paman kijung: “jadi kau mengatakan bahwa kau tak ingin pergi? Hye jung adalah adikku tapi dia juga temanmu!”


Bibi mi yun: “kau pikir aku tidak tahu itu!”
Paman ki jung: “adikku, temanmu baru saja meninggal dan kau hanya memikirkan diri sendiri? Lalu kenapa jika kau tidak bekerja sehari saja! baik! Lupakan pesanan. Aku takkan melanjutkan!”

Di supermarket tempat bibi mi yun bekerja, bibi miyun sedang memotong bebek. Ia masih saja kesal atas perkataan suaminya tadi.
Bibi miyun: “ini bukan berarti aku tidak ingin pergi.”
Ia lalu menjajakan dagangannya ke pelanggan.
Bibi mi yun: “Bebek lezat ini dijual! Silahkan coba!”

Seorang pelanggan datang menghampiri.
Bibi mi yun: “silahkan! Ini bagus untuk kesehatan anda juga.”
Pelanggan berkomentar: “kau tahu, bebek jenis ini memiliki bau itu.”

Bibi mi yun kesal atas komentar pelanggannya, tapi ia harus menahannya, “nyonya, jika anda sudah sering makan bebek, anda takkan mengatakan seperti itu.”
Pelanggan marah tidak terima dikatai seperti itu, “apa katamu! Ajumma, bagaimana kau tahu apa aku makan banyak bebek atau tidak?”

Manajer supermarket melewati bibi mi yun dan pelanggan. Ia mengawasi bibi mi yun. Karena takut kena marah bibi mi yun mengatakan maaf kepada si pelanggan dan akan memberi tambahan saus secara gratis. Pelanggan sudah kesal berkata lupakan! Lalu pergi.

Bibi mi yun kesal. Ia berkata jika kau takkan membelinya, berhentilah membuang-buang waktuku.

Tiba-tiba seseorang memberinya selembar kertas.
Bibi miyun: “lagi!” sambil tersenyum senang. Ternyata yang memberi kertas itu adalah kyung hee. itu adalah piagam penghargaan yang baru saja diterimanya.

Kyung  hee: “kenapa? Ada masalah dengan itu?”
Bibi miyun: “tidak mungkin! Teruslah begini, aku harus mulai menempelkan penghargaanmu langit-langit rumah. Aduh panas! Maaf hampir saja sertifikatmu terkena minyak”

Bibi miyun heran kenapa kyung hee datang kesini.
Bibi mi yun: “kau benar-benar datang kesini untuk menunjukan ini padaku?”
Kyung hee: “ya, karena aku tidak melihat ayah di rumah.”

Bibi miyun menjawab kesal, “Benar, ia pergi ke pemakaman.”
Kyung hee heran, “pemakaman? Siapa yang meninggal?”
Bibi miyun menjawab lemas, “bibimu ..”
Kyung hee: “bibi?”
Bibi miyun: “kau mempunyai bibi yang tidak kau kenal ..”


Tiba-tiba bibi mi yun mendapat ide cemerlang. Ia melihat ke arah manajer. Situasi aman. Bibi miyun memberi kunci rumah pada kyung hee. lalu mengambil daging bebek yang banyak dan memasukkannya ke dalam plastik.

Kyung hee: “apa yang kau lakukan?”
Bibi miyun: “aku ingin kau mengambil ini. Bawa pulang ini.”
Kyung hee: “apa kau gila! Bagaimana jika kau tertangkap?”
Bibi miyun: “Cepat pergi! Sebelum kita tertangkap.”


Kyung hee: “tidak mau. ini mencuri.”
Bibi miyun: “ini tidak mencuri! Ini hanya sampel, ini ditujukan untuk diberikan secara gratis.”
Kyung hee: “aku tetap tidak mau. Jika kau ingin makan, belilah dengan yakin.”
Bibi miyun: “apa kau gila? Ini terlalu mahal untuk dibeli. Ini masukkan dalam tasmu.”


Bibi miyun terus memaksa memasukkan bungkusan daging itu ke dalam tas kyung hee.
Kyung hee berteriak, “aku tidak mau! Tidak, aku bilang tidak mau! Aku bilang tidak mau!”.
Bibi miyun: “lakukan saja seperti yang kukatakan!”


Manajer mendengar teriakan kyung hee.
Manajer: “apa yang terjadi di sana? Ada apa. Apa yang terjadi?”
Bibi miyun: “tidak ada, tidak terjadi apapun.”
Manajer: “ada keributan apa ini?”
Bibi miyun: “sungguh! tidak ada apa-apa”
Manajer melihat bungkusan yang disembunyikan bibi, “serahkan padaku dan katakan apa yang terjadi..”

Kyung hee angkat bicara dan berbohong dengan mengatakan ibunya kemarin membeli daging bebek disini, Dia membelinya karena kalian mengklaim dagignya tidak bau, kenyataannya tidak! jadi aku meminta uang pengembalian dan ajumma ini mengatakan  tidak!. Sambil mengangkat bungkusan itu ke atas. Akibat teriakan kyung hee, para pelanggan supermarket menatap mereka.

Manajer mengambil bungkusan daging itu.
Manajer: “aku tidak mencium apapun.”
Kyung hee: “benarkah? Kalau begitu, kau makanlah.”
Manajer kaget dengan sikap kasar kyung hee, “wow.. dari mana anak itu berasal.”

(manajer tidak tahu kalau kyung hee itu anak bibi miyun^^)


Bibi miyun melihat manajer menginjak sertifikat anaknya.
Bibi miyun: “oh, ya ampun! Kau menginjak sertifikat kyung hee!”
Sontak bibi miyun mengambil sertifikatnya. Manajer terkejut. ia pun merasa ada yang ganjil. Manajer mengambil sertifikat itu dari tangan bibi miyun.
Manajer berteriak, “sekolah dasar ‘Joong Ang’ kelas 2 Eun Kyung Hee!”

Kyung hee yang mendengar namanya di panggil hanya bisa menunduk sambil menghela nafas. Mungkin katanya dalam hati yah.. ketahuan.

Paman ki jung bersama jung soo membuang abu hye jung di pantai. mereka berdua terlihat sedih.

Sepasang suami istri keluar dari klinik. (aku gak tau nama tempatnya apa, tapi sebut saja klinik^^ mian..)
Saat akan memasuki mobil si istri/woo do young melihat sepasang suami istri yang sedang membawa bayi. Suami istri itu terlihat bahagia bersama bayi mereka. Do young melihat mereka dengan wajah sedih. Si suami/joong wook mengajak do young masuk ke mobil.

Di perjalanan, jong wook berkata,” kenapa kau begitu keras kepala? Ayah memintaku untuk membawamu pulang, sekarang.”
Do young: “tidak, setidaknya aku bisa lakukan ini untuknya.”
Jong wook: “berhenti bicara seperti itu, aku sudah bilang, itu bukan salahmu.”
Do young: “biarkan saja. Terkadang berkubang dalam rasa bersalah, cukup meghiburku.”
Jong wook: “hukuman kejam dan aneh macam apa ini.”

Di sebuah rumah, terdengar suara do young meminta maaf.
Do young: “maafkan aku ayah, aku tidak punya alasan apapun.”
Ayah: “kau tidak perlu meminta maaf. Aku tahu betapa putus asanya kau. Bagaimnapun , aku bersyukur atas kesabaranmu.”

Jong wook: “ayah dengan izinmu, kami ingin menghentikan pembuahan in vitro.”
Do young: “tidak, aku baik-baik saja ayah. Jika aku bisa memiliki anak, aku ingin lanjut.”

Ayah: “kenapa kau perlu izin aku untuk itu. Aku bohong kalau aku bilang aku tidak sedih. Kau telah melakukan yang terbaik dan usaha yang kau lakukan sudah begitu banyak. Karena itu aku akan mendukung apapun keputusan yang kalian berdua buat. kau harus khawatirkan joon wook juga.”

(walaupun tidak mengerti pembuahan in vitro apaan, tapi kayaknya do young akan susah punya anak. Itu yang otak aku tangkap^^)

Joong wook berkata ayah.. bolehkan kami menggunakan pondok di yeong jong do. Ayah bertanya kenapa di yeong jong do. Joong wook menjawab aku rasa mungkin itu baik bagi do young untuk mulai menggambar lagi. Ayah bertanya kenapa yeong jong do? Tempat itu telah lama kosong.

Ayah menyarankan di cheong pyong karena pemandangannya lebih baik. Joong wook berkata kalau ini bukan liburan. ia berencana untuk tinggal selama beberapa waktu. Jarak yeong jong do tidak jauh baginya untuk perjalanan bolak balik dari kantor. Ayah pun menyetujuinya.

Paman ki jung sedang minum di toko hye jung. Jung soo mengambilkan makanan untuk paman ki jung.
Paman Kijung : “namamu jung soo?”
Jung soo: “ya.”

Paman memegang tangan jungsoo lalu menangis. jung soo juga ikut sedih melihat pamannya menangis.

Paman dan jung soo berjalan di jalan raya. Sepertinya paman  ingin mengajak jung soo pindah ke rumahnya. Jung soo terus melihat kebelakang. Mungkin ia juga sedih meninggalkan rumahnya yang dulu.

Saat akan menyebrang paman dan jung soo bertemu rombongan joong wook dan do young yang akan pindah rumah. Jong wook mempersilahkan paman dan jung soo menyebrang.


Jung soo sempat melirik do young, do young pun juga begitu. (Sepertinya ada hubungan antara jung soo dan do young.. hmm)

Di rumah baru, do young sibuk merapikan lukisan-lukisan miliknya. Ia mengatakan terima kasih kepada petugas angkut barang yang telah membantunya. Terdengar suara joong wook juga berterima kasih kepada petugas angkut barang.
Jong wook: “apa yang kau pikirkan, sayang?”
Do young: “aku menyukainya. Hatiku terasa lebih ringan hanya dengan melihat laut.”

Jong wook: “lihat, bukankah kau senang kita kesini?”
Do young: “ya aku senang. Sayang, bukankah ini sulit bagimu untuk perjalanan bolak-balik dari tempat kerja?”
Jong wook: “aku baik baik saja. Jadi, laut menginspirasi semua gambar ini dari dalam pikiranmu dari apa yang ingin kau gambar?”


Do young tidak menjawab joong wook, “maaf, kalau boleh kukatakan bukan itu kan tujuannya.”
Joong wook: “nikmati saja waktumu dan menggambarlah sepenuh hati.”
Do yong tampak sedih, “kau mencoba mengalihkan perhatianku untuk tidak pergi ke rumah sakit ,bukan?”
Joonng wook, “kau sudah melakukan lebih dari cukup. Sayang, kau sudah melakukan yang terbaik.”



Do young memegang tangan joong wook, “aku sungguh baik baik saja, aku masih bisa melaknjutkan ini.”
Joong wook: “tapi aku tidak baik baik saja dengan itu. Aku tidak ingin melakukan hal ini lagi. Melihatmu menerima suntikan itu dan begitu kelelahan karena itu, aku tidak bisa menahannya lagi. Aku tidak tahan melihatmu patah hati, setiap kali hasilnya buruk. Mari kita berhenti, oke? Sayang, hanya kaulah yang kubutuhkan.” *aww... so sweet >.<

Do young berkata ia ingin menjadi seorang ibu. joong wook memeluknya lalu berkata aku hanya takut kehilangan dirimu. Do young mengatakan ada beberapa wanita ditangkap polisi karena meninggalkan bayinya. Bagaimana wanita seperti itu dikaruniai 3 anak.. sedangkan aku tidak. Kenapa tidak denganku? Aku tahu aku bisa menjadi ibu yang hebat. Aku bisa menjadi ibu yang benar-benar hebat. Awww...>.<

Paman ki jung dan jung soo berada di bis. Paman ki jung masih saja sedih atas kematian hye jung. ia melihat jung soo tidur dan menggeser kepala jung soo ke pundaknya.

Bibi miyun dan kyung hee berjalan pulang ke rumah. Bibi memanggil kyung hee!... kyung hee!.. lalu berlari mendekati kyung hee.
Bibi miyun: “apa kau mengabaikannku?”
Kyung hee: “tidak, Aku tidak mendengarmu.”
Bibi miyun: “berikan itu(tas).” Kyung hee memberikan tasnya pada ibunya.

Kyung hee tiba-tiba berkata, “bisakah kau mengirimku ke jepang?”
Bibi miyun: “jepang?”
Kyung hee: “aku juara pertama dalam kontes sains.”
Bibi yang kaget berkata, “lagi! Baru beberapa hari kau juara pertama dalam kontes seni. Apa maksudmu mengenai jepang.”


Kyung hee berkata Jika kau juara pertama dalam tingkat lokal maka kau bisa bersaing dalam kontes nasional dan jika juara  pertama secara nasional, mereka akan mengirimmu ke museum sains jepang musim dingin ini.

Bibi miyun berkata jadi, yang perlu kau lakukan adalah menjadi juara pertama. Kyung hee berkata lagi bagaimana dengan tiket pesawat. Kita harus membayarnya sendiri. Jadi aku mengatakan kepada mereka , aku tidak akan berpartisipasi dalam kontes nasional. Bibi miyun kesal kenapa mereka tidak membayar tiket pesawat juga.

(sebenernya sih rada kasihan sama kyung hee, secara dia pinter tapi keuangan orang tuanya minim. Tapi karena tingkahnya yang rada sedikit sombong jadi males ngasihanin..)

Kyung hee melihat 2 orang renternir berada di rumahnya. Ia menarik ibunya untuk segera bersembunyi. Setelah rentenir itu pergi mereka keluar dari tempat persembunyian Kyung hee bertanya apa kau tidak membayar bunga lagi. Bibi berkata apa yang kau pikirkan. Bibi pun mulai berceloteh Kukira ada keuntungannya menjadi terlambat. Dari mana mereka datangnya? Aku tidak percaya dia tidak menelepon sama sekalipun!

Bibi melihat rumahnya berantakan oleh renternir tadi. ia mengumpat mereka sialan! B*******! Jika kita punya uang simpanan kami akan membayar kalian dengan itu! Dasar! Lihatlah kekacauan ini!

Kyung hee berkata panggil polisi! Bibi berkata jika itu bisa memecahkan masalah kita, aku sudah pasti memanggil mereka. Itu hanya akan membuat situasi semakin memburuk. Kyung hee bertanya lalu, kita akan hidup seperti ini selamanya?. Bibi berkata ia menyesal karena kyung hee terlahir dari orang tua yang tidak kompeten.

Bibi dan kyung hee mendengar langkah kaki. Mereka kira itu renternir yang datang ternyata itu paman ki jung yang datang. Paman ki jung kaget rumahnya berantakan. Bibi miyun mengomel ba****** itu datang lagi! Sekarang kau lihat kenapa aku tidak bisa pergi ke pemakaman hye jung!

Paman ki jung menyuruh jung soo memasuki rumah. Bibi mi yun dan kyung hee terkejut begitu jung soo masuk kedalam. Paman menyuruh jung soo memperkenalkan diri. Paman kijung juga memperkenalkan bibi miyun dan kyung hee kepada jung soo. Bibi miyun heran,  bibi?sepupu?

Paman kijung dan bibi miyun kembali bertengkar di kamar.
Paman kijung: “apalagi yang bisa kulakukan hanya aku sanak familinya.”
Bibi miyun: “Apa maksudmu bahwa kau sanak famili satu satunya? Dia punya ayah. Kemana ayahnya selama ini?”
Paman kijung: “dia tidak punya, tidak tahu siapa dia.”

Bibi miyun: “jadi, dia hanya punya bayi dari seorang pria sembarangan?”
Paman kijung: “aku yakin ada alasannya.”
Bibi miyun: “alasan apa? Apa dia tidur dengan pria beristri?”
Paman kijung: “apa kau tidak mau menjaga ucapanmu? Anak anak bisa mendengarmu!”


Bibi miyun: “benar, aku ini wanita gila yang telah jatuh hati pada orang sepertimu. Apa kau pernah peduli kepadaku?”
Paman kijung: “aku benar benar meyesal.”
Bibi miyun: “apa kau begitu menyesal karena kau membawa pulang anak itu?”
Paman kijung: “ini tidak seperti dia memiliki affair.”
Bibi miyun: “aku lebih suka kau memiliki affair. Jadi yang bisa kulakukan adalah menendang mu keluar, daripada harus membicarakan ini denganmu. Bagaimana kita akan memberi makan mulut lain?”

Jung soo yang mendengarnya merasa sedih. Sedangkan kyung hee kesal karena kedatangan jung soo, ayah dan ibunya bertengkar. Kyung hee kesal mendengar orang tuanya terus ribut, ia pun masuk ke kamar.

Paman kijung: “berapa banyak yang bisa anak kecil makan. Berikan saja dia makan...”
Bibi miyun: “lupakan!lupakan!lupakan! jangan katakan lagi, aku tidak ingin mendengarmu mengatakan apapun.”

Paman kijung: “Sayang, ibu kyung hee, aku akan berusaha keras. Aku berjanji untuk menjadi lebih baik dari sekarang. Aku berjanji untuk membuat pesanan tas tepat waktu dan aku akan melakukan apapun yang kau minta!”

Bibi miyun: “kau selalu bisa menjadi orang baik, bukan? Selagi aku bisa menjadi jahat dan tidak disiplin. Terima kasih padamu, aku bisa bertahan disini. Jadi Kenapa tidak? Aku ingin dia keluar dari rumah ini, sekarang!”

Bibi keluar kamar. Ia kesal saat keluar kamar, ia melihat wajah jung soo.

Bibi miyun: “kau mendengar semuanya bukan? Aku tidak akan minta maaf. Seperti yang kau lihat, seperti inilah kami hidup. Kami tidak punya uang untuk memberi makan mulut lain. Jadi, jika kau kebetulan dihubungi ayahmu, aku sarankan kau pergi kepadanya.”

Bibi berjalan pergi, tapi kemudian ia berhenti. Bibi bertanya apa kau benar-benar tidak tau dimana ayahmu tinggal? Apa kau tidak tahu nama dan nomornya? Apa ibumu tidak bilang apa-apa?. Jung soo menjawab ya.

Bibi berkata wanita gila. Jung soo mendongak menatap bibi. Dipikiran bibi, jung soo tersinggung karena jung soo dikatai wanita gila, bibi pun mengatakan bukan kau tapi ibumu hye jung.


Jung soo mengatakan aku tahu, tapi bisakah kau tidak memanggil nama ibuku dengan buruk. Bibi miyun berkata sinis apa kau mendukung ibumu sekarang? Wow.. betapa hebatnya ibu yang kau miliki. Ibu yang tidak memberitahu sang anak tentang siapa ayahnya.

Bibi sedang mencuci beras. Seperti menjadi sebuah kebiasaan, bibi berceloteh wanita gila, apa yang pernah aku lakukan untukmu? Mengapa kau memiliki bayi jika kau tidak bisa membesarkannya dengan baik. Celotehan bibi berhenti saat Jung soo datang menghampiri.

Bibi miyun yang selalu berpikiran negatif berkata, “apa kau datang  untuk memeriksa dan melihat apa aku mencela ibu lagi apa tidak? Baik, silahkan apa yang akan kau lakukan mengenai hal itu?”

Jung soo menunjuk toge yang ada di depannya.
Jung soo: “apa aku boleh melepaskan kepala dan ekornya? Atau hanya ekornya?”
Bibi miyun: “aku tahu kau mengutukku dari dalam. Tapi ...”
Jung soo: “ibuku mengatakan kemanapun aku pergi, aku harus membantu mencari nafkah. “

Haha.. salah bi, dia mau membantumu :p

Kyung ho berteriak, “ibu anakmu sudah pulang now! Ups, siapa ini?”
Jung soo tersenyum, “wow, itu seo tai ji!”
Kyung hoo: “Anak itu benar, kau tahu apa yang terjadi?”
Kyung ho: “Anak itu mulai menge-rap”

Bibi mengomel, “ lepaskan tas dan cuci tangganmu!”
Kyung ho: “ya bu! Lalu kabur ke dalam kamar.”
 Jung soo tersenyum senyum melihatnya.

Seluruh keluarga sedang makan. Bibi dan kyung hee melihat jung soo dengan sinis. Paman hanya terdiam melihat tingkah istri dan anaknya. Kyung ho bertanya putri bibi hye jung? Kami punya bibi?
Paman membenarkan kami sudah berpisah cukup lama. Bibi menambahkan lebih tepatnya, dia melarikan diri. jung soo yang mendengar itu hanya terdiam. Paman merasa tidak enak terhadap jung soo.

Kyung ho: “aku mau nambah sup.”
Bibi miyun mengomel, “ kau sudah makan banyak. Fokuslah pada belajarmu lagi. Biaya makanan sudah naik.” (Bibi mencoba menyindir jung soo.)
Paman: “ jangan pelit dengan semangkuk sup.”
Jung soo yang merasa tersindir menghentikan makannya.

Paman kijung: “mengapa kau berhenti makan? Kau belum makan apa apa sejak pemakaman. Apa rasanya tidak enak bagimu?”
Jung soo: “ tidak sama sekali. Aku hanya tidak biasa makan banyak.”

Kyung hee tersenyum sinis mendengarnya.
Paman: “tapi jika kau ingin menjadi besar dan kuat, kau perlu makan banyak.”
Jung soo: “ bahkan jika aku makan  sedikit, aku kuat dan aku tidak sakit.”

Kyung ho: “jadi makhluk ini tinggal bersama kami?”
Bibi miyun: “kau lebih baik berbicara langsung!”
Kyung ho: “ups”
Bibi miyun: “aku sudah marah seperti itu.”
Kyung ho: “ibu, jadi, mulai sekarang anak ini akan tinggal bersama kami?”
Bibi: “apa yang akan kulakukan dengan lidahmu itu?”

Kyung hee dan jung soo memasuki kamar. Kyung hee langsung duduk di meja belajar mengeluarkan buku sekolahnya.
Jung soo: “apa ini semua milikmu? Aku hanya punya satu dan itu dari gereja. “
Kyung hee terus mengabaikannya.
Jung soo berkata lagi, “Bagiku semuanya sulit selain seni.”

Kyung hee berhenti belajar lalu menatap sinis jung soo, “kau, sudah jelas tidak normal. Aku mengabaikan setiap pertanyaan yang kau tanyakan padaku. Bukankah kau seharusnya menganggap itu sebagai petunjuk dan tinggalkan aku sendiri.”


Jung soo: “kenapa kau tidak mau bicara padaku?”
Kyung hee: “aku benci hal-hal mengganggu.”
Jung soo: “aku tidak menggangumu.”
Kyung hee: “kau sedah melakukannya! Mencoba untuk memulai percakapan ketika aku tidak ingin bicara. Harus berbagi kamar dengan sesorang ketika aku tidak mau.”
Jung soo: “maafkan aku”

Kyung hee kembali belajar dengan kesal. Sedangkan jung soo mengangkat tasnya, dan duduk sendirian.

Do young sedang menggambar di malam hari. Jong wook datang menghampiri. Jong wook menyuruh do young untuk beristirahat. Do young berkata ia tidak tahu dimana semua energi ini berasal, ia tidak bisa berhenti menggambar. Jong wook menyerankan do young untuk tidur dan jangan begadang sepanjang malam. Do young tersenyum lalu kembali menggambar dengan serius.


Jung soo tiba-tiba terbangun mau pipis. Ternyata tidak hanya sekali dua kali, bahkan beberapa kali jung soo bolak balik ke kamar mandi. Jung soo juga tidak tahu mengapa ia terus pergi ke kamar mandi.

Kyung hee yang terganggu karena jung soo terus menerus ke kamar mandi, mulai marah.
Kyung hee: “ kenapa kau terus bolak balik!”
Jung soo: “ apa aku membangunkamu? Maafkan aku...”
Kyung hee: “ kau tidak membangunkaku. Aku tidak bisa tidur karena kau!”
Jung soo: “ aku minta maaf. Aku tetap ingin pergi ke kamar mandi dan tidak tahu kenapa.”
Kyung hee: “ sepertinya kantung kemihmu juga tidak normal.”

Jung soo berkata dalam hati, ibu bantu aku! Ibu bantu aku!

Paginya bibi miyun sibuk memasak untuk sarapan pagi. jung soo bangun dari tidurnya, ia merasakan ada hal yang aneh. Benar saja, kasur jung soo basah. Jung soo mencoba mencium tempat yang basah itu. Dan memang benar jung soo mengompol. Jung soo sangat khawatir. bagaimana kalau bibi miyun tau, bisa-bisa bibi miyun marah besar.


Bibi miyun melihat jam, ia mulai mengoceh.
Bibi miyun: “oh tidak apa yang harus kulakukan? Aku tidak percaya kalia masih tidur.” Bibi membangunkan kyung ho, “hei, bangun!” lalu menarik selimut kyung ho. Kyung ho berguling-guling saat dilepaskan selimutnya. Ia terus membangunkan kyung ho yang susah bangun, “kau harus pergi ke sekolah, bangun!”

Bibi miyun membangunkan kyung hee, “bangun Eun Kyung Hee, saatnya pergi ke sekolah!” bibi terus membangunkan kyung ho yang masih tidur, “Bangun! Cepat cuci mukamu!”. bibi menendang kyung ho pelan agar kyung ho cepat bangun. lalu ia membangunkan kyung hee lagi, “kyung hee, apa kau sudah bangun?”


Kyung hee: “aku bangun, aku bangun.” sambil menatap kesal jung soo. Jung soo menutupi kasur yang basah dengan selimut agar tidak ketahuan kyung hee. kyung hee pergi keluar kamar.

Tiba-tiba terdengan suara paman kijung, “cepat bersiap-siap untuk sekolah. Jung soo kau juga?”
Mendengar suara pamanya sontak jung soo langsung tidur lagi. Paman kijung masuk kamar, “jung soo kau masih tidur?” melihat jung soo yang masih tidur paman mengira kalau jung soo sakit.

Paman memeriksa dahi jung soo tapi tidak panas. Keliatannya kau baik-baik saja, kau pasti kelelahan ujar paman. Paman bertanya apa kau ingin tidur? Jung soo mengangguk mengiyakan. ( jung soo gak enak bilang kalau dia baru saja ngompol )

Paman kijung: “anak ini. dia pasti benar-benar lelah. Dia mengambil peran sebagai kepala berkabung, dia mungkin tidak bisa tidur nyenyak.” Paman keluar kamar, dan ikut makan bersama.

Bibi miyun heran kyung hee tumben bangun terlambat bertanya,“kenapa denganmu? Kau tidak pernah bangun terlambat.”
 “jung soo terus bolak balik keluar masuk kamar sepanjang malam.”
 “kenapa dia bolak balik keluar masuk kamar?”
 “ bagaimana aku bisa tahu!”
 “itu mungkin karena dia tidak pernah tidur disini, kau tahu itu?” ujar paman kijung.

Paman kijung mendatangi suatu tempat.
Petugas: “ dalam situasi ini, ini mungkin bagi anda untuk mengadopsi dia.”
Paman kijung: “ apa aku perlu izin istriku juga?”
Petugas: “ ya. Dalam adopsi diwajibkan untuk memiliki persetujuan pasangan.”
Paman kijung: “ bagaimana jika dia tidak setuju?”
Petugas: “ itu tidak mungkin. Kecuali dia anak bologis anda.”

Jung soo ingin keluar kamar tapi bibi miyun datang berkata, “semua orang sudah pergi, jadi bangun dan makanlah.” Bibi masuk ke kamar. Jung soo yang terkejut langsung menutupi kasur yang basah.
“jika kau terus begini, kau akan berakhir menjadi orang buangan. Tapi itu...” bibi tidak melanjutkan kata-katanya saat melihat ada yang aneh dengan jung soo. Ia membuka selimut jung soo dan melihat kasur jung soo basah.”apa ini? Apa kau tidak terlalu tua untuk mengompol? Apa kau idiot!”

Jung soo: “maafkan aku, ini tidak pernah terjadi padaku sebelumnya.”
Bibi miyun: “ jadi kau mengatakan bahwa kau melakukan ini dengan sengaja. Kenapa? Jadi kau bisa melihat bagaimana reaksiku?”
Jung soo:  “tidak, aku tidak melakukannya dengan sengaja.”
Bibi miyun: “aku tidak percaya kau pura-pura sakit. Siapa yang mengajarimu untuk bertindak dengan cara ini? Urusi saja masalahmu! Kau cuci selimutnya atau tidur diatas lantai tanpa alas.”


Jung soo mencuci selimutnya. (jung soo mencucinya secara manual ya.. bukan dengan mesin cuci). Ia menginjak-injak selimutnya (cara mencuci manual korea). Lalu menjemurnya. Setelah selesai, ia pergi makan.
Aku tidak tau tapi sepertinya itu makanan tadi pagi. jung soo makannya sambil berdiri.. poor jung soo.


Jung soo pergi ke apotek.
“aku ingin terus pergi ke kamar mandi dan juga setiap kali kencing, terasa sakit disini.” Jung soo mengeluh sambil memegang perutnya.
“perutmu?” memegang perut jung soo
“ ya.”
Petugas memeriksa dahi jung soo, ” badanmu benar-benar panas. Kupikir kau lebih baik ke rumah sakit dengan orang tuamu.”
Jung soo: “tidak bisakah hanya dengan minum obat? Aku hanya perlu satu.” Sambil mengeluarkan uang dari dompetnya.

Dompet jung soo seperti yang kita lihat di episode 1 part 1^^


Di rumah do young sedang membereskan pakaian dan dasi jong wook.
Jong wook: “ini belum terlambat. Apa kau yakin tidak mau ikut denganku?”
Do young: “ku kira kau ingin menggambar sepenuh hatiku.”
Jong wook: “siapa sangka ternyata ini akan terjadi. Aku akan terpisah darimu selama 2 bulan.”
do young: “saat kau pergi aku akan menikmati waktu dan memenuhi setiap keinginanku.”
Jong wook: “itu membuatku agak sedih.”
Do young: “itu terlalu buruk karena aku masih melakukannya. Aku merasa sedih juga tapi disaat yang sama aku sangat bersemangat.”
Jong wook: “Apa? Bersemangat?”
Do young: “Ya. Bersemangat.”

Jong wook memanggil do young. Ia memegang tangan do young lalu mengajak do young untuk mengadopsi anak.jong wook berkata 2 anak perempuan yang terlihat seperti kau, dan dua anak laki-laki yang terlihat sepertiku. Do young bertanya apa itu permintaan ayah. Jung wook menjawab tidak, Ini semua ideku.

Do young berkata kalau dipikir-pikir, kita tetap perlu izin ayah. Jong wook mengatakan ada beberapa tetua yang tidak berpikir sejauh itu, jung wook lalu bertanya apa yang kau pikirkan. Do young berkata  Aku tidak pernah berpikir tentang adopsi.
Jung wook berkata lalu, nikmatilah waktumu dan perlahan-lahan pikirkan tentang ini. Do yong berkata ia tidak ingin melakukan itu, sebaliknya ia ingin mencoba “in vitro” lagi, ia tidak terlalu yakin untuk mengadopsi anak.

Jong wook berkata tidak ada orang tua yang sepenuhnya percaya diri ketika membesarkan anak. Dimulai sejak lahir dan mereka belajar saat meraka menjalani bersama. Kau dan aku tidak berbeda. Do young berkata ia akan memikirkannya.

Do young  mengajak jung wook untuk pergi dan mengantarnya sampai ke bandara. Jung wook berkata aku akan menghargai itu.
Kedua rentenir memasuki rumah bibi miyun. Bibi miyun yang saat itu membuka pintu kaget melihat kedua rentenir itu.rentenir yang satu menyapa bibi miyun. Ia berkata  lama tidak bertemu


 Bibi miyun bertanya mengapa kau datang ke sini lagi. Renternir menjawab itu karena kau terlambat membayar! Bibi miyun mengatakn kami akan membayarmu. toh, kau juga akan menambahkan bunganya lagi. Tolong jangan lakukan ini! Rentenir itu berkata kau terlambat membayar bunga karena ingin memberi lebih banyak bunga?


“kau tau apa yang harus kau lakukan, bukan?” perintah renternir yang satu. Renternir yang lainnya atau mungkin anak buahnya menjawab “ya”

Rentenir mulai melempar barang-barang yang ada di rumah. bibi terus berteriak hentikan.. tolong hentikan!.. Di luar rumah jung soo terus memegangi perutnya. Ia mendengar teriakan bibi miyun dari luar rumah.

Renternir berkata kalau begitu bayar kembali hutangnya! Bibi miyun berteriak aku bilang sudah hentikan! Cukup!

renternir memsauki kamar kyung hee. bibi yang takut piagam kyung hee rusak, menghalangi reternir, apa! Tidak ada. Kau tidak boleh masuk kesana! Aku bilang jangan ruangan ini! Anak buah renternir ikut memasuki kamar kyung hee. renternir melihat piagam kyung hee lalu merobeknya. bibi berteriak keluar! Keluar sekarang!

Jung soo mengigit kaki anak buah renternir. Anak buah Renternir itu berteriak kesakitan. Anak buah Renternir menggendong jung soo hendak membawanya pergi. Bibi menghalanginya, tapi malah ia didorong oleh renternir itu. Jung soo berteriak lepaskan aku! turunkan aku! Turunkan aku!

Bibi masih merasakan sakit di kepalanya akibat di dorong renternir itu. Ia baru sadar kalau jung soo dibawa pergi kedua renternir itu. Ia mengejar keluar rumah. Bibi berteriak jung soo.. jung soo! Kedua renternir itu berjalan keluar rumah sambil menggendong jung soo . Bibi menghalanginya.

Bibi mengatai kedua renternir itu, ia menyuruh kedua renternir itu melepaskan jung soo. Renternir berkata beritahu ‘eun ki jung’, jika dia ingin anaknya kembali, dia lebih baik persiapkan uangnya. Bibi terus melepaskan jung soo dari kedua renternir itu.

Ohh.. jadi di renternir itu mengira kalau jung soo adalah anak paman eun kijung dan bibi miyun^^padahalkan bukan..

Renternir itu menyuruh anak buahnya untuk masuk ke dalam mobil. Bibi miyun berteriak kau tidak boleh membawanya. Kau tidak boleh pergi! Jung soo terus berteriak memanggil bibinya


Bibi miyun terus memegang pintu mobil agar tidak tertutup. Di kejauhan kyung hee melihat kejadian itu berteriak ibu! bibi miyun yang melihat ada kyung hee menyuruh kyung hee untuk pergi. Kyung hee tak kunjung pergi ia malah berlari mendekati mobil. Bibi yang takut kyung hee akan dibawa juga perlahan-lahan melepaskan pintu mobil.

Mobil kedua renternir itu pergi. Bibi yang berdiri ingin mengejar tapi ia tidak sanggup ia berjalan sempoyongan.

Kyung hee mendekati ibunya. Ia bertanya ibu, apa yang terjadi? Apa renternir itu datang untuk uang lagi? Bibi yang merasa pusing terjatuh sambil memanggil jung soo.. jung soo.. kyung hee sangat mengkhawatirkan ibunya bertanya apa yang terjadi? Ada apa? Ibu tidak menjawab malah memeluk kyung hee. ia menghela nafas.

Di dalam mobil jung soo berpikir bagaimana caranya melepaskan diri. Ia pun meminta kedua renternir untuk menghentikan mobilnya. Renternir bertanya kenapa. Jung soo menjawab ia harus pergi ke kamar mandi. Renternir menyurus jung soo untuk menunggu. Jung soo memohon ia harus pergi sekarang. Renternir menyuruh anak buahnya untuk menepi.

Anak buah Renternir menyuruh jung soo keluar. Ia menyuruh jung soo untuk cepat. Jung soo pergi untuk pipis. Ia takut jung soo kabur, mengatakan tetap mendekat. Jung soo berkata ia tidak akan jauh.
Anak buah Renternir terus mengawasi jung soo yang terus berjalan mencari tempat untuk pipis. Ia berkata hei, nak! Seberapa jauh kau berencana untuk pergi? Jung soo menyuruh renternir berhenti mengikuti karena ia butuh privasi.

Anak buah Renternir berkata memalukan. Baiklah aku tidak akan mengikutimu. Ambil sepuluh langkah saja dari tempatmu berada. Jung soo protes mengatakan dua puluh langkah! Renternir berkata baik! Baik! Dua puluh langkah. Hei, jangan pernah berpikir untuk kabur, mengerti? Bahkan jika kau mengambil dua uluh langkah aku masih bisa menangkapmu.

Jung soo menghitung langkahnya sampai dua puluh. Jung soo berbalik menyuruh renternir untuk berbalik. Renternir pun berbalik. Disaat itu juga, jung soo berlari melewati rumput-rumput besar.


Keadaan hening. Anak buah  Renternir berteriak kau sudah selesai? Tidak ada jawaban. Ia berteriak lagi aku tanya apa kau sudah selesai? Tidak ada jawaban lagi. Anak buah rentenir berbalik ke belakang dan ternyata jung soo tidak ada. Ia pun mengejar jung soo. Rentenir yang mengetahui jung soo kabur, keluar dari mobil dan ikut mengejar.

Jung soo berlari sangat cepat. Dibelakangnya kedua rentenir sedang mengejarnya. Jung soo terus berlari hingga sebelah sepatunya lepas. Jung soo ingin mengambilnya tetapi kedua rentenir itu makin mendekat. Jung soo terus berlari hingga sepatu yang satunya lagi lepas.

Jung soo berlari ke arah jalan raya. Ia melihat sebuah mobil melintas dan berteriak meminta tolong. ternyata yang mengendarai mobil itu adalah do young. Do young yang terkejut jung soo berlari ke arah mobilnya, langsung mengerem.


Jung soo: “ahjumma, tolong bantu aku! Ajumma, tolong selamatkan aku!”
Do young bingung apakah ia harus menyelamatkan jung soo?


Bersambung ke episode 2

Picture and Written by Rosalina Dianti

1 komentar:

Setelah membaca tolong memberi komentar agar saya mengetahui apakah post saya menarik atau tidak ^^ thank you